Tuesday, October 23, 2012

Tips Perpanjang STNK Motor di STNK Keliling


Ini berdasarkan "true story", ketika saya memperpanjang STNK kendaraan jenis Sepeda Motor, pada hari Senin, 22 Oktober 2012 yang lalu. Oh iya, gambar di sebelah hanya sekedar ilustrasi saja ya, bukan foto sebenarnya di TKP :)

OK. Yang perlu disiapkan! :)

1. Mental, kudu siap kalau nanti dikerjain sama Petugas Loket alias Pak Polisi-nya :)

2. Pada hari kita mau ke STNK Keliling, check dulu lokasi bus-nya, lagi ada di daerah mana. Caranya check lewat situs TMC Polda Metro Jaya. Misalnya, saya perlu yang di daerah Jakarta Selatan, berarti saya tinggal pergi ke Stasiun Tanjung Barat, jangan pergi ke Cilandak Town Square apalagi ke Bandung Indah Plaza :)

3. Ingat Jam Operasional-nya.

Senin - Jum'at  : 08:00 s/d 14:00 WIB
Sabtu               : 08:00 s/d 11:00 WIB

4. Syarat Dokumen yang harus dibawa.

- BPKB Asli
- KTP Asli *
- STNK Asli

Catatan:

*) Nama tertera di KTP harus sama dengan nama tertera di STNK **

**) Kalau lagi memperpanjang STNK istrinya, jangan lupa suaminya kudu bawa KTP-nya sendiri, yang Asli dan alamat di KTP si suami dan alamat di KTP si istri harus SAMA. Sekali lagi, HARUS SAMA!

Kenapa harus sama? nanti pasti pak Polisinya tanya, "Lho, ini kenapa nggak satu rumah?" :p (eh tapi ini serius!) dan kalau beneran terjadi, maka si Pak Polisi akan menyuruh kita mengurus alamat di KTP ini dulu atau disuruh ke Daan Mogot *tepokjidat!*

5. Tidak perlu repot-repot nyiapin fotocopy STNK dan KTP sendiri, percuma! Karena di Bis itu sudah ada fasilitas untuk foto copy! (ya bayar! pertanyaan bodoh!) :D Canggih ya?, jangan-jangan di Bis itu juga ada fasilitas buat bikin spanduk, sablon kaos, bikin pamflet *menghayal*

6. Siapkan pulpen untuk isi formulir, kalo sampe lupa bawa, tenaaang, di sekitar Bis Keliling itu pasti ada yang jual deh, yakin! :D atau kalau kamu mau jualan juga boleh kok, bawa yang banyak! :p

7. Siapkan uang, lihat berapa besarnya pajak tahun lalu, tinggal tambahin dikit buat denda (kalo lewat tanggal alias jatuh tempo) atau tambahin recehan buat kembalian, uang foto copy, uang parkir atau beli teh botol karena pasti panas banget :D

8. Oh iya, sebelum lupa, jangan dateng antara jam 12:00 s/d 13:00, soalnya Pak Polisinya lagi pada makan siang atau lagi tiduran kalo yang puasa :p

9. Bawa Gadget, Buku etc, for killing time :)



Nah sekarang urutannya.

1. Di salah satu pintu Bis, minta formulir, isi formulirnya dan jangan lupa, tanda tangan.

2. Pindah ke Pintu Bis satunya lagi, yang buat foto copy, seperti ini:


3. Oleh petugas, semua KTP, STNK dan BPKB akan difoto copy dan diatur sedemikian rupa, sampai jadi seperti di foto ini ('kan namanya juga memperpanjang STNK, jadi lah eta panjang-panjang) hehehe... di sini bayar Rp. 3.000 sajah!


4. Setelah foto copy selesai, pindah ke loket yang ada tulisan "Loket Pendaftaran" Ngantri doong! :)


5. Pas dipanggil, di sini lah verifikasinya apakah STNK-nya bisa diperpanjang atau kah ada masalah dan perlu ke Daan Mogot dsb. Siap-siap dikerjain sama Pak Polisinya deh :) Trus KTP dan BPKB Asli sudah bisa diambil di bagian sini.

6. Abis itu, ngantri lagi, nunggu dipanggil buat bayar ke Loket KPKD/Kasir. Setelah bayar, nanti dikasih tanda terima sementara, bentuknya seperti STNK dummy.

7. Trus, tunggu dipanggil lagi buat ambil STNK yang sudah jadi, plus amplop plastik tempat SIM/STNK yang baru, dengan menyerahkan tanda terima STNK dummy yang tadi.

8. Total proses waktu yang dibutuhkan tadi adalah 30 menit :) (only if you're lucky)

9. Contoh cara mengantri :)


10. Semboyan Polisi :)


11. Jangan lupa, kita harus bayar ini, suka atau tidak suka :)


12. Selamat Memperpanjang! :)

Monday, March 19, 2012

Dunia Sebesar Rumah

dakwatuna.com – Kian hari, dunia semakin komplit dengan berbagai cerita. Bumi kian sempit dengan banyaknya penghuni, yang sebagian besar adalah perempuan. Para perempuan kemudian menciptakan cerita hidupnya sendiri. Ada yang lebih dari separuh harinya habis di luar rumah, ada pula yang tujuh hari dalam sepekan berlindung dari ultra violet di dalam rumah orangtua atau suaminya.

Mereka yang beranggapan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki, pada umumnya lebih suka berkiprah di luar rumah dengan segudang agenda. Mereka aktif, percaya diri, dan tentunya, mudah bergaul. Kalangan agamis kerap menganggap perempuan di bilah ini sebagai penentang fitrah. Padahal sebenarnya, legitimasi cap tersebut tidak melulu datang dari segi agama.

Budaya punya peran besar terhadap ketersembunyian para perempuan. Sayangnya, perlakuan tersebut tidak selalu menunjukkan sebuah bentuk perlindungan terhadap perempuan, tapi lebih pada pembedaan level manusia. Contohnya, beberapa daerah di Indonesia yang masih menganggap tugas laki-laki hanya mencari nafkah, sehingga tanggung jawab rumah tangga selebihnya diserahkan pada perempuan. Akibat banyaknya tugas yang diemban, perempuan tak lagi memiliki kesempatan bersosialisasi dengan lingkungannya, apalagi berkonsolidasi dengan komunitasnya. Karena tak memiliki kesempatan—misalnya—berbagi ilmu, maka untuk apa ia berilmu. Pada lingkaran ini, akan muncul persepsi bahwa perempuan tak perlu sekolah karena kelak persinggahan terakhirnya adalah dapur dan sumur. Ke mana cerita gravitasi, untuk apa rumus persamaan reaksi? Dan algoritma tak akan berguna.

Tak dipungkiri, banyak Muslimah yang memilih tetap berada di rumah dengan berbagai alasan. Tapi oleh pihak yang kecanduan mendiskreditkan Islam, hal tersebut di-blow up sedemikian rupa, seolah-olah perempuan-perempuan Muslim dikandangi oleh suami atau orangtua mereka.

Coba kita telaah kisah-kisah para shahabiyah. Banyak dari mereka yang menjadi pebisnis, bahkan istri pertama Rasulullah saw adalah seorang pedagang besar. Bayangkan, jika beliau sehari-hari berada di dalam kamar, apa yang bisa diperbuat untuk mengembangkan bisnisnya.

Dalam beberapa peperangan pun, kerap dikisahkan aksi heroik para mujahidah dalam membela Islam. Kita tentu kenal pada Nusaibah yang digelari Tameng Rasulullah saw. Bagaimana kiranya ia sampai di medan perang jika sehari-hari hanya berkubur gandum di dapur. Hal ini membuktikan, bahwa Rasulullah saw tidak memberlakukan peraturan yang saklek terhadap perempuan. Artinya, rambu-rambu tetap ada, tapi tidak mengabaikan hak-hak perempuan itu sendiri. Misalnya, ketika Rasulullah saw mengimbau para perempuan agar shalat di rumah, beliau menambahkan sabdanya dengan larangan menghalangi hamba Allah (yang perempuan) untuk shalat ke masjid.

Dakwah ataupun mencari nafkah pada dasarnya adalah ibadah. Wajar kiranya para Muslimah menginginkan pula pahala dari apa yang bisa ia perbuat, karena hak berkarya sudah menjadi milik bersama. Yang perlu diperhatikan adalah etika ketika ia berada di luar jangkauan orangtua atau suaminya. Maka, untuk melaksanakan niat baik tersebut, seorang perempuan patut mengikuti rambu berikut:
  1. Mengenakan pakaian yang menutup aurat (al-Ahzab 59). Berada di rumah pun, jika dalam satu atap terdapat orang lain yang bukan mahram, kewajiban menutup aurat tetap berlaku.
  2. Tidak tabarruj, yakni berhias berlebihan seperti orang-orang jahiliyah yang sengaja memamerkan kecantikan/perhiasan. (Al-Ahzab 33). Jahiliyah masa kini mungkin lebih jahil (bodoh) dari sebelum ayat di atas turun.
  3. Tidak mendayu-dayukan suara (al-Ahzab 32). Maksudnya, melunakkan suara secara berlebihan. Sebab itu, nasyid yang dilantunkan oleh perempuan sebaiknya hanya didengar oleh perempuan.
  4. Menjaga pandangan (an-Nuur 31). Kewajiban yang identik dengan laki-laki ini juga berlaku bagi perempuan, karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah bersaudara. Apa yang dialami atau dirasakan laki-laki, kerap dirasakan pula oleh perempuan.
  5. Menghindari fitnah. Niat baik tak selamanya berhasil baik. Salah langkah, salah bertindak, salah ucap dapat mengakibatkan mudharat. Tapi perbuatan apa yang tidak mengandung risiko? Antisipasi saja semampunya.
  6. Mendapat izin dari orangtua atau suami. Yang paling membedakan budaya Barat dengan Timur seputar perempuan adalah pada poin ini. Barat yang tergila-gila pada kebebasan bukan saja membiarkan para perempuan keluar tanpa batas, mayoritas orangtua bahkan menitahkan mereka keluar untuk bekerja. Apa pun pekerjaan itu. Sedangkan Timur, terkesan menutup rapat kesempatan perempuan keluar dari dunia sebesar rumah. Tapi kita tetap bisa berada di antara keduanya.
Meski perempuan dibolehkan keluar rumah dengan ketentuan di atas, tetap berada di rumah adalah pilihan terbaik, jika memang tidak ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan. Mendesak atau tidak keperluan itu, hanya Allah dan kita yang tahu.

Posted By Ummu ‘Aifah On 19 Maret 2012

http://www.dakwatuna.com/2012/03/19430/dunia-sebesar-rumah/

Monday, February 06, 2012

Gunakan Bahasa Asing :)

Jika Anda tengah mengalami masalah di tempat kerja Anda, misalnya saja masalah yang disebabkan karena tugas yang tidak dapat Anda tunaikan dengan baik atau bisa jadi karena project yang tengah Anda tangani gagal sehingga membuat murka management.

Setelah saya perhatikan, ada satu tips yang bisa saya share di sini untuk mengatasi masalah seperti ini. Tips ini adalah hasil observasi saya di suatu tempat kerja yang mungkin bisa berguna dan dapat Anda terapkan di lingkungan tempat kerja Anda bekerja saat ini. Menurut saya, tips ini cukup ampuh dan efektif, walaupun agak sedikit subyektif, sehingga perlu dielaborasi lebih dalam lagi.

Tips itu adalah gunakan "Bahasa Asing" :)

Ya, gunakan bahasa asing! Apapun bahasa asing yang anda kuasai, gunakanlah! Tapi karena pada umumnya lebih common menggunakan bahasa Inggris, maka gunakanlah bahasa Inggris dalam penyampaian alasan, penjelasan atau laporan pertanggung-jawaban Anda.

Dalam berkomunikasi, menurut Laswell ada beberapa komponen yang menunjang suatu proses komunikasi berjalan dengan baik, di antaranya adalah: Komunikator, Pesan, Komunikan, Media, Feedback dan Aturan (protokol) dalam hal ini komponen yang terakhir bisa kita abaikan, karena tidak diperlukan dalam proses bagaimana cara mengelak dari masalah yang tengah menghimpit Anda. Ingat tujuannya adalah menjawab atau mengelak dengan menggunakan bahasa Asing! :)

Sehingga dalam hal ini maka:
  1. Komunikator adalah Anda (orang yang tengah bermasalah :p) 
  2. Pesan adalah alasan yang sebenarnya anda ingin sampaikan tapi akan dibuat sedikit bias dan samar karena menggunakan bahasa asing.
  3. Komunikan, bisa merupakan teman sejawat anda, atasan atau pihak manajemen yang ingin anda kirimkan laporannya.
  4. Media, bisa berupa e-mail, karena terbukti lebih efektif dan usahakan jangan verbal.
  5. Feedback, jika tidak ada yang reply e-mail Anda berarti tujuan Anda tercapai! :)
Seberapa blepotannya grammar dan tingkat penguasaan Anda dalam berbahasa Inggris, hal ini tidak menjadi masalah, karena tujuan Anda sebenarnya adalah mengaburkan masalah yang terjadi dengan memberikan alasan yang, hopefully, tidak dimengerti karena menggunakan bahasa Asing.

So, silakan dipraktikan, 'cause it works! (kalau dari observasi saya lho ya!)

At least dengan menggunakan bahasa Asing, maka Anda akan terlihat smart (walaupun grammar-nya kalah oleh anak SMP dan Anda ternyata lulusan luar negeri!) dan para komunikan (walau tidak ada satu pun yang berbahasa navite Inggris) tidak akan perduli dengan apapun alasan yang Anda coba sampaikan. mungkin karena tidak mengerti atau tidak mau repot baca email berbahasa Inggris :) akhirnya Anda akan selamat dan dijamin tidak terkena sanksi! :)

Selamat Mencoba! And don't forget, use at your own risk :)

Ps: agar tidak dibilang asbun, saya punya sample emailnya (for your ready reference only)




Sunday, January 01, 2012

Generasi Umat Lip Sync dan Banyak Alasan.

Walaupun setiap tahun terjadi, ternyata hanya sedikit saja umat Islam yang menyadari. Acara ritual pergantian malam tahun baru yang merupakan malam pergantian tahun masehi selalu dirayakan dengan sepenuh hati; membakar jagung, memanggang ikan, meniup terompet, berkeliling kota, sampai membakar dan menghamburkan uang di petasan dan kembang api.  Tidak hanya terjadi di perkotaan, bahkan di desa dan perumahan (dengan emblem "Perumahan Muslim" yang melekat pada namanya pun) tak luput dari perayaan ini.

Secara syar'i, merayakan 1 Muharam saja sudah tidak pernah ada tuntunannya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam, apalagi merayakan Malam Tahun Baru Masehi. Semakin hari semakin banyak umat Islam yang tidak tahu, pura-pura tidak tahu bahkan tidak mau tahu. Entah karena ketiadaan ilmu (kenapa tidak mengaji?, membaca buku?, bertanya ke alim ulama?), entah karena agar dibilang bergaul sehingga larut dalam perayaan, entah karena alasan setahun sekali pengen lihat kembang api, disuruh bos bikin acara, alasan nggak enak lah sama ini dan itu, sampai acara bid'ah yang terpaksa diadakan dengan alasan untuk melawan acara duniawi.

Banyak yang berharap dan berdo'a di setiap malam pergantian tahun masehi agar menjadi lebih baik, tapi sesaat setelah perayaan, sholat Shubuh pun lewat karena bangun kesiangan, apakah itu yang dibilang menjadi lebih baik? Bagaimana mau lebih baik?

Umat Islam saat ini menjadi "Generasi Umat Islam Lip Sync dan Banyak Alasan."  Karena ucapan dan harapan hanya berhenti di bibir saja, tidak pernah sampai pada perbuatan nyata. Karena ketika ada yang mengingatkan kesalahannya, selalu saja ada alasan baru yang tercipta. Walaupun pada hakikatnya semua hanyalah sebuah justifikasi semata.

Hanya ada dua Hari Raya saja dalam Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha (HR. Abu Dawud no: 1134, dihukumi shahih oleh Al-Albani) Dalam Islam, perayaan hari raya bukanlah hanya sekedar adat, tapi juga ibadah yang sudah diatur tata cara pelaksanaannya, jadi jelas pergantian malam tahun baru masehi bukanlah hari raya yang harus diikuti.

Kita seringkali ingin menjadi hamba yang bersyukur, tapi tidak mau mempelajari ilmunya, termasuk tidak bersyukur adalah ketika salah dalam mengikuti dan memilah mana perayaan yang ada tuntunannya dan mana yang tidak.  

Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu, pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit." Mendengar itu, Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?” Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur," makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu."  (QS. At-Tahriim: 6) Sehingga termasuk di dalamnya adalah mulai mengajarkan dan mendidik anak kita untuk tidak mengikuti perayaan apapun yang tidak pernah ada tuntunannya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam.

Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa salam, bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke dalamnya."  Mereka (para sahabat) bertanya: ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, apakah kaum Yahudi dan Nasrani?’ Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu'alam bi shawab.

Kukusan, Depok. 1 Januari 2012.

Popular Posts