Wednesday, April 20, 2005

Agama dan Kesalihan

“Dinikahi wanita karena empat pertimbangan : karena hartanya, karenaa keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka beratkanlah pertimbanganmu kepada agamanya niscaya kamu beruntung” (HR.Bukhari dan Muslim)

Nasehat Rasulullah SAW tersebut di atas kalau kita simak tentu saja ini tidak semata-mata tertuju kepada pemuda lajang yang ingin mencari jodoh saja, melainkan berlaku bagi kita semua. Bagi orang tua mengisyaratkan pentingnya mendidik anak-anaknya agar menjadi shalih. Bagi muslimah, baik yang masih lajang maupun yang telah berstatus sebagai seorang istri maupun seorang ibu rumah tangga, nasihat tersebut menekankan pentingnya menjadi pribadi yang shalihah.

Mengapa agama atau keshalihan dalam hadits tersebut menjadi pertimbangan utama?

Pertama, agama akan selalu mendorong seseorang berakhlak, bersikap dan berperilaku terpuji yang pada gilirannya akan dapat menutupi kekurangan lahiriyah.

Kedua, agama merupakan hal yang kekal, dalam pengertian bahwa pilihan yang semata didasarkan kepada harta, keturunan maupun kecantikan, maka rumah tangga tersebut akan mudah goyah. Sebab harta dan kecantikan akan mudah hilang atau berkurang bahkan bisa musnah. Sedangkan keturunan dapat mudah tercemar atau tercoreng sehingga dapat hilang popularitasnya.

Ketiga, Allah SWT akan menurunkan keberkahan bagi rumah tangga yang dibangun atas dasar keshalihan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang menikahi wanita semata karena hartanya, Allah tidak akan menambahkan kecuali kefakiran. Siapa yang menikahi wanita semata karena keturunannya, Allah tidak akan menambahnya kecuali kehinaan. Dan siapa yang menikahi wanita karena ingin menutupi pandangannya, memelihara kemaluannya dan mencurahkan kasih sayangnya, niscaya Allah memberi berkah kepadanya dan memberi berkah kepada wanitanya” (HR.Ibnu Hibbah)

No comments:

Popular Posts